Laman

Kamis, 03 September 2009

Home Sweet Home

Ada ungkapan bahasa Arab yang cukup terkenal 'Baitiy Jannatiy', rumahku adalah surgaku. Ungkapan ini begitu jelas mengungkapkan betapa indahnya tempat tinggal kita. Tempat tinggal itu tidak harus melulu berbentuk rumah, bisa jadi lingkungan sekitar.

Di tempat lain ungkapan serupa juga cukup sering terdengar, 'Home sweet home', yang artinya kurang lebih artinya sama. Whatever lah...pokoknya tiap orang pasti punya kampung halamannya. Begitu juga saya.


Cililin = wajit???
Ya...mungkin kata pertama yang terbesit dalam benak Anda ketika mendengar kata Cililin adalah wajit. Keterkaitan itu memang beralasan, karena Cililin menjadi sentra usaha rumahan yang memproduksi wajit, dodol kacang merah, ataupun kerupuk jendil (sebagian orang menyebutnya gurilem). Selain terkenal dengan penganan manis dan legitnya, Cililin juga terkenal sebagai kota santri. Di sana bermunculan banyak pesantren yang jarak satu pesantren dengan lainnya tidak terlalu jauh. Di sekitar rumah saya saja ada lebih dari lima pesantren, meskipun yang nyantrinya kebanyakan bukan orang Cililin. Orang Cililin-nya sudah merasa cukup jadi santri kalong saja - sebutan untuk santri yang ikut pengajian di malam hari saja dan tidak mondok, selebihnya tinggal di rumahnya masing-masing.

Saya menghabiskan masa kecil di Cililin dengan segala keceriaan khas anak-anak; main di sawah, berenang di sungai, ucing-ucingan (petak umpet), ngurek (mancing belut), dan massih banyak lagi permainan tradisional yang sudah tidak dimainkan lagi di jaman sekarang.

Begitu banyak kenang-kenangan yang tersimpan di kota kecil itu. Mulai dari yang baik-baik sampai yang baragajul-nya ada di sana; masa SD yang penuh kepolosan, masa SMP yang mulai coba-coba, sampai masa SMA yang penuh cita dan cinta. Sepanjang masa-masa itulah saya habiskan di Cililin. Menginjak masa kuliah saya sudah tidak sering tinggal di tempat kelahiran saya itu.


As time goes by...perubahan sudah banyak terjadi di Cililin, meskipun tidak mengubah wajah lama Cililin yang saya kenal. Tapi satu hal yang pasti, kerinduan saya atas tempat kelahiran tidak akan tergantikan oleh bangunan atau gedung apapun. Baitiy Jannatiy...