Laman

Rabu, 28 Mei 2008

NEW DAYS ARE COMING...


Alhamdulillah, setelah sekian lama dinantikan akhirnya sang jabang bayi itu lahir juga. Aa Riva – panggilan sayangku buat sang jabang bayi – terlahir dengan selamat di RS Hasan Sadikin Bandung, tempat yang sama saat istriku dilahirkan 26 tahun lalu.


Rabu malam, 21 Mei 2008 pukul 23.13 lahirlah sesosok bayi mungil dari rahim seorang ibu. Subhanallah... Alhamdulillah ... Allahu Akbar... Itulah kata-kata yang keluar dari mulutku ketika melihat Aa Riva dikeluarkan dari rahim istriku. Tegang...takjub...takut...khawatir...semuanya bercampur aduk tidak karuan.


Beberapa hari sebelum persalinan...

Sebenarnya beberapa hari sebelum istriku melahirkan, aku punya beberapa hari libur. Tapi sayang, dengan penuh harap-harap cemas, istriku dan sang bayi belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Saat itu hari Selasa, 20 Mei 2008, hari terakhirku bersama istri dan keluargaku sebelum pergi ke Jakarta untuk kembali beraktivitas. Rencananya sih aku mo pergi ba'da ashar, tapi tanpa diduga ba'da zhuhur ada telepon dari kakak iparku yang diterima ibu mertuaku. Kakakku menelpon kalau anaknya - keponakanku, sekaligus cucu pertama mertuaku - mendadak harus dirawat di Rumah Sakit Haji Pondok Gede. Seketika itu juga ibu mertuaku jadi panik. Beliau bingung harus berbuat apa; menyusul ke RS kurang memungkinkan. Setelah sedikit diskusi, akhirnya aku diutus untuk menjenguk kakak iparku (sekalian balik ke Jakarta juga sih...).


Singkat kata akhirnya aku pergi juga. Sesampainya di RS aku bertemu kakakku. Keadaan ponakanku juga sudah baikan, tapi panasnya masih tersisa.


Setelah Isya aku memutuskan untuk pamit pergi ke Pondok Labu, tempat tinggalku. Begitu sampai ke rumah, aku langsung beres-beres; nyapu, nguras bak, nebahin karpet, dll. Maklum sudah beberapa hari ditinggalin, pastinya banyak debu sana-sini.


Keesokan harinya, seperti biasa aku pergi kerja (meskipun belum terbiasa pergi sendiri setelah istriku cuti). Siang hari menjelang zhuhur aku menerima telpon dari istriku kalau air ketubannya sudah pecah. Seketika perasaanku tidak karuan, ingin rasanya segera pulang. Aku siapkan beberapa tugas untuk beberapa hari ke depan selama aku tidak masuk. Tepat habis zhuhur aku memberitahu (bukan minta ijin) pimpinanku keadaan istriku. Aku tidak langsung pulang ke Bandung, aku harus ke rumah dulu mempersiapkan barang-barang yang mungkin akan dibutuhkan.


Selama perjalanku ke Bandung aku terus menelpon atau sms istriku untuk mengetahui keadaannya. Kata istriku dia dan ibu mertuaku baru akan ke RS sore setengah 4. (bersambung...)


Tidak ada komentar: